Aku, kamu dan kita.
Masih teringat dengan jelas di ingatanku tentang kalimat yang pernah kau ucapkan kepadaku saat kita menghabiskan waktu bersama
" kamu sangatlah baik, selama ini aku tidak pernah bertemu dengan manusia sebaik dirimu "
well, aku akan menganggap itu sebagai sebuah pujian. karena sejauh ini, tak banyak yang menilaiku sebagaimana kamu melihat diriku. mereka, orang-orang diluar sana lebih sering menganggapku sebagai manusia berperangai dingin. namun kamu, kamu bisa melihat sisi lain dari diriku yang tak bisa dilihat oleh manusia lain, sisi yang tak pernah bisa ku tunjukan kepada dunia. aku yakin kamu sangat bahagia ketika pada akhirnya aku mau menunjukan kehangatan setelah sebelumnya ku hujani dirimu dengan banyak lemparan bola salju, aku bersyukur kamu tidak membeku dan tetap memperjuangkan diriku agar terus bisa bersamamu. meski begitu, tak usah heran jika sesekali sikap dinginku masih kerap ku perlihatkan. itu hanyalah bentuk pertahanan diriku agar tak ada satupun manusia yang bisa mendekatiku dan menyakitiku, namun untukmu, anggap saja itu adalah benteng pertahanan terakhir dariku agar tak terlalu bergantung pada dirimu. kau tidak tahu bukan bahwa sebenarnya aku sangatlah lemah? dan aku tidak mau hanya karena ada dirimu disampingku lantas aku harus mengumbar kelemahanku dan terus menerus mengandalkanmu. meski mencintaimu, aku tidak ingin sepenuhnya menggantungkan hidupku pada dirimu. setidaknya jika suatu hari nanti kamu pergi tanpa sepengetahuanku, aku masih bisa melindungi diriku dari kerasnya dunia. karena aku tidak pernah tahu tentang diriku dan dirimu lalu kita yang saat ini tengah bersama, tentang berapa lama waktu yang diberikan Tuhan untuk kita berdua, meskipun aku selalu memanjatkan doa untuk selamanya, namun kita tidak pernah tahu tentang apa yang akan terjadi hari ini, esok dan seterusnya.
Komentar
Posting Komentar