Tulisan Mistis #15 " Malam mencekam "
Hari itu aku baru saja sampai ditempat tinggalku setelah entah berapa lama terjebak macetnya jalanan kota Jakarta menuju Depok sepulang kerja tadi. tubuhku terasa begitu lelah, terlebih fikiranku. aku seolah baru saja menaiki wahana rollercoaster yang membawa emosiku naik dan turun karena bercerita panjang lebar tentang hidup ini dengan salah satu temanku sepanjang perjalanan pulang tadi. saat pertama kali membuka pintu kamar, meski samar aku dapat mencium bau busuk dari dalam. namun seingatku aku baru saja membuang sampah tadi malam dan belum mengisinya dengan berbagai macam sampah yang dapat memicu bau sebusuk ini, namun karena terlalu lelah untuk mencari tahu akhirnya aku memilih untuk merebahkan tubuhku di atas kasur sembari berfikir tentang begitu banyak hal yang ku ceritakan tadi, mungkin terlalu banyak hingga membuat raga ini seolah menjadi kosong. sesaat kemudian ku beri tahu temanku lewat pesan singkat tentang kekosongan yang tiba-tiba kurasakan, lalu ia mengingatkanku untuk beribadah dan berdoa kepada Tuhan. ah memang dasar manusia, tubuh dan fikiranku rasanya terlalu malas untuk menghiraukan ucapan temanku dan enggan beranjak dari tempat tidur ini. entah berapa lama aku terus menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong, tak begitu lama hingga dapat ku lihat sekelebat bayangan hitam tiba-tiba terlihat melintas di sampingku. namun sungguh, tubuh ini terlalu lelah, terlalu malas untuk menghiraukan perihal hantu dan semacamnya. jadi dengan santainya ku katakan
sial memang, mungkin memang benar adanya bahwa makhluk seperti mereka bisa membaca isi yang ada di dalam kepala manusia, tak lama setelah ku bulatkan tekadku untuk menghampirinya, makhluk yang tadi berada beberapa meter di depan sana kini sudah ada di hadapanku dalam sekejap mata. tubuhnya melayang tepat di hadapanku dengan kain putih kumal seperti kain yang sudah lama di benamkan dalam tanah, kulit wajahnya tampak seperti kayu tua yang sudah lama mengering, berkerut dan berkeriput. lalu kedua bola matanya putih layaknya mata ikan yang sudah lama mati dan membusuk, dan bagian yang paling ku benci adalah mulutnya, terdapat cairan berlendir berwarna kehitaman yang keluar dari sana. cairan itu seolah terus mentes keluar hingga bercaknya terlihat memenuhi bagian depan tubuhnya yang juga terlihat menghitam, betapa aroma busuknya tercium dengan sangat tajam. meski tubuhnya melayang, namun kami berdua seolah saling bertatapan, entah berapa lama. yang jelas aku seolah bisa mengamati dengan seksama rupa dari makhluk yang ada di hadapanku. ia tidak bersuara, tidak juga mengucapkan sepatah kata. ia hanya melayang sambil terus menatapku, pun sebaliknya. seolah aku sudah tak berdaya untuk melakukan daya ataupun upaya untuk beranjak dari tempat ini, bau ini sungguh menyengat dan begitu menusuk indra penciumanku. namun tubuhku seolah membeku, tak bisa bergerak ataupun berlalu. entah berapa lama diriku terus ada di posisi itu, saling berhadapan dengan makhluk yang biasa mereka sebut dengan pocong. dan sepertinya aku mulai menyadari dari mana bau busuk yang tadi sempat tercium dikamarku berasal, pun perihal siapa yang menggerakan lemari bajuku saat aku mencoba untuk tertidur. apapun itu, siapapun itu, tolong segera sudahi malam mencekam ini.
" sudahlah. aku sangat lelah, biarkan aku beristirahat. "
tak lama setelah itu dapat ku lihat lemari pakaian yang ada di sampingku, tepat dimana bayangan hitam melintas tadi kini bergerak sesaat. seperti ada sesuatu yang menggerakannya
" terserahlah... " ucapku lagi
sungguh, tubuh dan fikiran ini terlalu lelah. persetan dengan apapun atau siapapun yang menggerakkan lemari pakaianku, aku hanya ingin beristirahat. tak lama setelah itu sepertinya mataku perlahan mulai terpejam, aku bahkan sudah berniat untuk tak mandi dan membersihkan diri, besok saja lah toh besok sudah masuk akhir pekan, terlalu malas untuk beranjak dari tempat ini. entah sudah berapa lama aku berguling-guling di kasur ini, mencari posisi yang nyaman untuk tidur. namun sepertinya sulit, cuaca siang tadi begitu terik hingga membuat kedua kipas angin besar yang ada di kamarku seolah tak berfungsi malam ini, masih terlalu banyak sisa-sisa udara panas yang terperangkap dalam ruangan ini. karena tak kuasa menahan udara kamar yang begitu panas, akhirnya aku memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri sebelum mencoba untuk tidur kembali. sesaat setelah mandi, aku kembali merebahkan tubuhku. semuanya masih terasa begitu kosong, aku bahkan tak bisa berfikir tentang rencana apa yang akan aku lakukan untuk mengisi akhir pekan esok pagi. jadi ku biarkan raga ini berbaring menatapi langit-langit kamar dan terus mencoba untuk tertidur. dan sepertinya, meskipun sulit namun usahaku tak sia-sia, aku pun mulai tertidur dengan sendirinya.
sesaat setelah tertidur, entah mengapa di dalam kegelapan yang begitu pekat tiba-tiba saja diriku kini berada dalam sebuah lorong, dan di depan sana dapat ku lihat ada sesuatu yang tengah terduduk, meringkuk di antara gelapnya lorong yang kini ku pijaki. ah sial, aku tahu makhluk apa yang ada di hadapanku, dari kejauhan tubuhnya seolah tak memiliki tulang, sesuatu yang tampak seperti guling yang hendak di lipat itu berdiam diri dalam kegelapan. namun entah mengapa tak ada rasa takut dalam diriku, seolah aku sudah siap untuk berhadapan dengan sesuatu yang berada tepat di hadapanku. lagipula ini bukan kali pertama aku melihatnya, seperti apapun bentuknya aku pasti akan menghadapinya.
Komentar
Posting Komentar