Tak terasa kita semua sudah berada di penghujung tahun 2022, di penghujung tahun seperti sekarang ini biasanya salah satu agenda yang dilakukan oleh banyak orang ialah mengunjungi tempat wisata untuk menghabiskan akhir tahun bersama keluarga, teman, atau mungkin pasangan, tak terkecuali saya, yaa meskipun saya jomblo zzz. sebetulnya saya baru saja pulang dari salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal dan terletak di daerah jawa barat, meskipun memang, ini adalah kali pertama saya datang ke tempat tersebut karena diajak oleh salah satu sahabat saya sebagai hadiah ulang tahun yang baru saya rayakan beberapa hari yang lalu. awalnya ia ingin mengajak saya untuk mendatangi tempat lain, namun karena cuaca yang kurang bersahabat dengan kabut yang begitu tebal, akhirnya kami mengurunkan niat untuk datang ke destinasi awal kami dan akhirnya memutuskan untuk datang ke tempat yang akhirnya kami datangi, haruskah saya menyebutkan dimana tempat itu berada? haha sepertinya tidak, jika kalian pernah mengunjungi tempat ini kalian pasti akan tahu dimana tempat yang saya maksud.
tempat yang kami datangi terletak di daerah dataran tinggi dengan pemandangan yang begitu menakjubkan, meskipun beberapa tempat masih tertutupi oleh kabut, namun tak lantas menutupi keindahan alam yang tak henti-hentinya membuat saya takjub. percayalah, apa yang kalian lihat pada gambar yang saya unggah tak ada apa-apanya dibandingkan dengan saat kalian melihatnya secara langsung.
kami berdua menggunakan sepeda motor untuk sampai di tempat ini, jadi kami harus mencari tempat parkir yang memang sudah di sediakan bagi para pengunjung yang membawa kendaraan, tempat parkir tersebut ada di beberapa titik di tempat ini, lalu setelah sepeda motor kami terparkir, kami pun mulai menelusuri setiap sudut yang ada ditempat ini.
satu hal yang sedari tadi saya sadari ketika memasuki tempat wisata ini ialah tempat ini tidak seramai tempat wisata yang biasanya saya kunjungi, bahkan seolah semua pengunjung yang ada di tempat ini bisa dihitung dengan jari. meskipun memang bila dilihat berdasarkan hari dimana saya datang ke tempat tersebut memang belum memasuki hari libur, saya mengunjungi tempat tersebut pada hari jumat, dimana mayoritas orang-orang normalnya masih tetap bekerja di hari tersebut. pun menurut informasi yang dituturkan oleh sahabat saya yang menyebut bahwa tempat ini sangatlah luas, jadi wajar bila volume pengunjung yang ada disini terlihat sangat sedikit mengingat tempatnya yang begitu luas. entahlah, sepinya pengunjung di tempat wisata ini terus membuat saya bertanya-tanya meskipun hanya dalam kepala. meski terbilang sepi, menurut saya pribadi tempat ini sangatlah indah, mungkin karena terlalu menikmati keindahan alam di tempat ini saya jadi tak menghiraukan pijakan kaki yang ternyata menjadi begitu licin sehingga membuat saya hampir terjatuh, dan sepatu saya menjadi begitu kotor huhu
namun tak mengapa, sepatu yang kotor masih bisa dicuci, namun menikmati indahnya pemandangan di tempat ini belum tentu bisa disaksikan setiap hari
ada begitu banyak spot untuk mengabadikan momen ditempat ini, dan mengambil satu foto saja rasanya tidak cukup, jadi saya mulai asyik dengan kamera saya dan mulai membidik objek-objek menarik yang ada di sekitar saya, mulai dari memotret pepohonan hingga mengabadikan momen aib sahabat saya (sorry sist)
kami berdua menjelajah dari satu titik ke titik yang lain hingga sampailah kami pada sebuah papan informasi yang menunjukan letak dari destinasi yang bisa kami datangi di tempat ini, dan kami berdua sepakat untuk pergi menuju air terjun yang ternyata ada di sekitar sini, kami pun mulai menuju tempat tersebut, bermodalkan informasi yang kami baca pada papan tersebut kami pun berjalan sesuai dengan petunjuk yang kami baca. karena begitu banyaknya objek yang menarik perhatian, saya pun tak henti-hentinya membidik kamera saya untuk mengambil gambar sebagai materi sosial media, sepanjang perjalanan saya terus memotret hingga sampailah kami pada sebuah tempat menyerupai rumah, sepertinya sebuah villa dangan penampilan yang cukup jadul, jujur saja ketika pertama kali melihat villa tersebut saja jadi langsung teringat dengan rumah ibu di film pengabdi setan yang terletak di pengalengan, meskipun saya sendiri belum pernah datang ke tempat itu
walaupun rumahnya terlihat kosong, namun sejatinya ada sesuatu yang mengintip dari balik jendela-jendela yang ada disitu. namun berhubung tujuan saya ke tempat ini adalah untuk berlibur, jadi saya tak begitu menghiraukan sesuatu yang saya lihat, cuek saja lah, toh dimana pun saya berada memang selalu ada yang seperti itu, namun selama tidak mengganggu ya biarkan saya. setelah itu kami pun melanjutkan perjalanan kami menuju air terjun yang sepertinya terletak di bagian atas tempat ini, kami pun mulai menyusuri jalan setapak yang mulai menanjak, awalnya kami mengira semakin kami naik maka akan semakin bagus pula pemandangan yang terlihat di belakang kami, namun ternyata tidak, karena semakin kami melangkah ke atas, semakin tinggi pula barisan pepohonan yang menjulang tinggi. namun memang, meskipun pemandangan di belakang kami tertutupi oleh rindangnya pepohonan akan tetapi di sepanjang jalan yang kami pijaki terdapat banyak bunga yang bermekaran, tentu saja saya akan memotret bunga-bunga itu, tapi nanti, setelah saya selesai dengan perkara air terjun. tak disangka, ternyata ketika tengah menyusuri jalan, saya melihat sebuah bunga merah yang gugur dan menarik perhatian saya untuk memotret bunga tersebut
akan tetapi sahabat saya seolah melarang saya untuk memungut bunga yang telah gugur tersebut dan meminta saya untuk meletakan kembali bunga yang saya ambil, lalu saya berdalih bahwa saya hanya ingin mengabadikan bunga merah yang terlihat indah tersebut dan akan menaruh kembai di tempat dimana saya mengambilnya sesudahnya. namun entah mengapa, perasaan saya jadi tidak enak setelah itu, sesaat setelah sahabat saya mengatakan hal tersebut saya jadi merasa bahwa ada banyak sekali pasang mata yang memperhatikan kami berdua, meskipun saya belum melihatnya dengan kedua bola mata saya secara langsung, namun saya bisa merasakan ada sesuatu di atas kepala saya, seolah bunga yang baru saja saya pegang memang sengaja di letakan di tempat tersebut agar ada seseorang yang mengambilnya. namun seperti biasa, bersikap acuh tak acuh adalah hal paling benar untuk dilakukan pada situasi seperti ini. kami pun terus berjalan, satu demi satu anak tangga kami pijaki, hingga pada pijakan di anak tangga terakhir tampak dua pohon besar yang terlihat seperti layaknya pintu gerbang, teman saya masuk ke area tersebut yang di ikuti oleh saya di belakangnya, namun entah mengapa, saya merasa pijakan saya kian berat setelah memasuki wilayah yang kami percaya adalah tempat dimana air terjun itu berada, seperti ada beban berat yang menghalangi kaki saya untuk melangkah, jujur saja, tekanan yang saya rasakan begitu besar hingga membuat saya ketakutan, perasaan yang sama seperti saat mengambil bunga yang gugur tadi kini kembali saya rasakan, namun kali ini, ada lebih banyak pasang mata yang memperhatikan dua anak manusia yang masuk ke wilayah yang sepertinya jarang di datangi oleh pengunjung yang datang berwisata ke tempat ini. dan benar saja, ketika menoleh ke pohon besar yang nampak seperti sebuah pintu gerbang tadi, saya melihat ada sesuatu berwarna hitam dan bertubuh besar tengah terduduk di akar pohon yang mencuat ke permukaan tanah, namun sosok itu hilang setelah saya memalingkan wajah, karena takut, saya pun mangatakan kepada sahabat saya
" kayaknya semakin kesini semakin gelap deh "
lalu sahabat saya yang sedari tadi terlihat sangat antusias untuk pergi ke air terjun pun meng iya kan perkataan saya dan kami berdua pun sepakat untuk kembali turun ke bawah, karena area dimana saya melihat sosok hitam besar tersebut memang lebih gelap dibandingkan dengan area lain di tempat ini, karena pepohonan di area tersebut terlihat lebih padat, saya bahkan tak berani untuk mengambil gambar di tempat tersebut.
saya fikir dengan turun ke bawah dan meninggalkan tempat tersebut maka ketakutan yang saya rasakan bisa hilang atau paling tidak berkurang, namun ternyata teror tersebut masih berlanjut. seperti yang saya ceritakan sebelumnya, dijalan setapak menuju air terjun tersebut ditumbuhi oleh bunga-bunga yang sedang bermekaran, rasanya sayang sekali jika tidak di abadikan, jadi saya mulai membidik lensa saya ke arah bunga-bunga yang tengah bermekaran dengan indahnya
ketika tengah asyik memotret bunga, teman saya berkata tentang suatu hal perihal destinasi lain, namun disela-sela ketika tengah berbicara, tiba-tiba ada suara lain yang ikut berbicara, jadi seperti ada dua kalimat yang keluar dari satu orang yang sama namun dengan intonasi yang berbeda, suara tersebut terdengar ketika saya tengah mengambil gambar bunga berwarna merah
pada mulanya saya berfikir bahwa suara yang saya dengar hanyalah ucapan dari sahabat saya yang mungkin saya lewatkan, jadi saya mempertanyakan perihal kalimat apa saja yang baru saja ia ucapkan, meskipun saya sendiri pun ragu dan tak sepenuhnya yakin bahwa suara yang baru saja saya dengarkan terucap dari bibir sahabat saya, lalu berdasarkan penjelasan tentang semua perkataan yang baru saja ia sebutkan, tak ada satupun kalimat yang tadi saya dengarkan, karena yang terdengar di telinga saya memang seperti ada dua manusia yang berbicara disaat yang sama namun dengan
tone suara yang sangat jauh berbeda, kira-kira yang saya dengar seperti ini
" Ngapain kalian kesini~"
suara tersebut terdengar seperti suara perempuan dengan intonasi seperti berbisik namun terdengar begitu jelas dan menggema di telinga, namun saya belum mengatakan kepada sahabat saya perihal apa yang saya dengar. pemandangan selanjutnya yang saya saksikan adalah sahabat saya yang tampak kebingungan, dan saya berkata kepadanya bahwa sebaiknya kita mencari tempat lain saja untuk di datangi dan segera meninggalkan tempat ini lalu akan menceritakan tentang apa yang saya alami setelah keluar dari tempat wisata ini, dan sahabat saya pun menyetujui.
setelah itu, kami pun menyudahi untuk menjelajahi lebih banyak sudut yang ada di tempat ini dan memilih untuk mencari destinasi lain untuk didatangi, dan perkebunan teh menuju tujuan kami berikutnya. sepanjang perjalanan keluar, sebisa mungkin kami tidak bercerita tentang kejadian yang saya alami dan lebih memilih untuk membahas hal lain yang terjadi di kehidupan sehari-hari. lalu saat kami sudah keluar dari area tempat wisata tersebut barulah saya mulai menjelaskan tentang apa yang saya rasakan selama berada di taman bunga, di luar dugaan, ternyata tak hanya saya saja yang merasa ketakutan ketika berada di area dekat air terjun, sahabat saya pun turut serta merasakan rasa takut yang sama, ia pun menceritakan tentang bagaimana ia merasa takut ketika melewati pohon besar dimana saya melihat sosok hitam besar tadi. nampaknya energi yang ada di area air terjun memang begitu kuat hingga membuat seseorang yang tidak begitu peka pun ikut merasa takut, memang tak dapat di pungkiri, ketika berada di area tersebut rasanya seperti terintimidasi. dan perihal suara yang saya dengar, ia begitu kesal ketika saya menirukan suara bisikan yang tadi saya dengar dengan kata dan intonasi yang sama persis hahaha lalu kami pun sampai di perkebunan teh yang ternyata masih berkabut, memang tak setebal seperti saat kami berangkat tadi, namun tetap saja, kabut tersebut membuat jarak pandang kami terbatas, pun pemandangan yang kami nikmati. meski begitu kami tetap mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan
setelah puas mengambil foto dramatis dengan tema perkebunan teh yang tertutup kabut serta diiringi rintik hujan kami pun memutuskan untuk menyudahi liburan akhir tahun kami dan bersiap untuk kembali ke Depok. namun ternyata di luar dugaan, teror yang saya kira sudah selesai setelah keluar dari destinasi sebelumnya kini kembali terdengar, kali ini bukan suara bisikan, melainkan suara tak tok tak tok dari sekumpulan bocil yang tengah bermain biji atau orang biasa menyebutnya dengan lato-lato, berhubung sedikitnya objek yang dapat saya abadikan mengingat kabut tebal yang masih menyelimuti, saya pun menanyakan kebersediaan anak-anak kecil ini untuk berfoto dan mereka pun menerima tawaran saya dengan raut bahagia
sekian untuk tulisan mistis kali ini, jika kalian berfikir bahwa mendengar bisikan dari hantu itu menyeramkan, bayangkan saja mendengarkan suara dari anak-anak yang bermain lato-lato, suaranya tak hanya menggema di telinga, namun terdengar di segala penjuru haha
Komentar
Posting Komentar