Tulisan mistis
Bagaimana dengan judul tulisan saya kali ini? apakah sudah cukup mistis? kalau belum baca saja semua tulisan yang ada di blog ini, hampir semuanya bercerita tentang kesedihan, ratapan dan kesendirian, bagaikan selembar uang lima ribu didalam dompet saya saat ini, mistis bukan? ( itu miris sih ) jadi, jika kalian mengenal saya, atau tahu saya, atau setidaknya pernah berhubungan dengan saya (bukan hubungan badan yah) kalian pasti mengerti seberapa mistisnya saya, dulu ketika saya kecil, saya sangat sering melihat hal-hal ghaib, hal-hal ghaib itu bermacam-macam, contoh yang paling sering terjadi dikehidupan saya setelah dewasa adalah tentang hilangnya uang didompet setelah pergi ke sebuah rumah makan sederhana secara misterius, sebenarnya itu tidak mistis sih, karna usut punya usut, ternyata saya memakan terlalu banyak ayam pop yang disediakan kala itu, baiklah mistik hilang lapar pun datang syalan~ lupakan soal ayam pop, mari buat tulisan ini terkesan lebih misterius dan mistis seperti judul diatas, apa itu mistis? menurut kamus besar bahasa Indonesia, mistis atau mistik adalah ...
- " mis·tik n 1 subsistem yang ada dalam hampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan; tasawuf; suluk; 2 hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia yang biasa "
kesimpulannya, mistik adalah sesuatu hal/kejadian yang tidak bisa dijangkau oleh nalar atau diluar akal sehat manusia, seperti melihat hantu misalnya, jika sudah berhubungan dengan hantu, pasti tidak jauh-jauh dari yang namanya anak indigo, pertinyiinyi, apakah saya indigo? ( mari bayangkan latar musik pada sebuah sinetron saat seorang ibu-ibu mengetahui sesuatu yang tidak seharusnya mereka tahu sambil mengucap kata "Apa!" ) sebenarnya, saya tidak tahu apakah saya indigo atau bukan, karna saya sebenarnya adalah seorang indihome ( mohon jangan emosi, saya sudah mencoba membuat tulisan ini jadi se mistis mungkin percayalah) mari kita cari tahu jawabannya!
jadi, ketika usia saya menginjak lima atau enam tahun kala itu, saya tinggal di daerah Jakarta timur atau lebih tepatnya didaerah Klender, pada suatu ketika, saya pernah menemani keponakan saya, ( entah keponakan entah sepupu ) bersama om saya untuk melihat kendaraan yang berlalu lalang dijalan raya, keadaan kala itu sore hari, mungkin sekitar jam tiga atau setengah empat sore, ketika sedang asyik mengamati mobil yang berlalu lalang, ada sebuah sepeda motor yang melaju dihadapan saya, dan saya melihat ada sesuatu yang membonceng pada sepeda motor tersebut, yang saya lihat kala itu adalah sebungkus kain putih dengan ikatan dibeberapa bagiannya, atau kalian biasa menyebutnya dengan sebutan pocong, karna keadaan masih sore dan kondisi jalanan yang cukup ramai, jadi saya tidak takut, mungkin akan berbeda jika keadaanya malam hari, bayangkan saja jam dua atau setengah tiga malam, saat sedang tertidur lelap, kemudian seseorang memanggil-manggil nama mu sedangkan kamu tahu pemilik suara itu bukanlah keluargamu atau seseorang yang ada didalam rumahmu, hey, saya juga pernah mengalaminya! dengan situasi seperti itu, lalu perlahan tapi pasti, dari celah yang ada di kamarmu, kamu menyaksikan dengan mata kepalamu sesosok pocong menghampirimu, sedikit intermezzo, dulu saya fikir pocong itu loncat, namun pocong yang saya lihat saat itu sama sekali tidak loncat, melainkan melayang, dengan kain putih yang seingat saya sudah tidak lagi bisa dikatakan putih, karna sudah tercampur dengan noda merah tanah dan juga darah, lalu apa yang saya lakukan saat itu? yang saya lakukan adalah mengajaknya curhat sambil memainkan kartu uno, tentu saja tidak, saya ketakutan, rasanya roh saya seperti terlepas dari tubuh saya, mungkin jika bisa saya sudah pingsan, tapi karna sialnya saya tidak bisa pingsan, jadi saya berdoa sebisanya, doa apa saja, doa makan, doa mau ke toilet atau doa untuk meminta jodoh zzz , yang terjadi sesudahnya adalah pocong itu menghilang, begitu saja, seperti debu yang hilang terkena hembusan angin, lalu yang saya lakukan selanjutnya adalah keluar dari kamar tidur saya dan berpindah ke kamar kakek dan nenek saya hingga pagi menjelang, lalu dengan melihat pocong, apakah saya sudah bisa disebut dengan seorang indigo? mmm mari cari tahu jawabannya di tulisan mistis saya yang berikutnya!
To be continued...
Komentar
Posting Komentar